Selasa, 01 Juli 2008

Pengamen Kecil




Pengamen Kecil



Terdengar pilu dari sederet bait yang dinyanyikannya. Ia teronggok lemah disudut pintu dengan menggenggam alat pengiring amat sederhana, hanya terbuat dari kayu kecil yang ditempeli beberapa keping tutup botol bekas. Saat itu aku seperti terkoyak hingga aku tak sadar kalau mataku berkaca-kaca dan menumpahkan buliran kecil di pelipis mataku.

Sejak itu, aku selalu mudah goyah dan tak kuat untuk membeku dan membisu.
Sebuah angkutan umum berplat hijau terus membawa aku serta kakak ke tempat yang kami sepakati bersama.

Aku masih duduk dipojok kanan berhadapan dengan kakak.

Sedikit obrolan menghiasi perjalananku sambil memerhatikan anak laki-laki yang belum cukup umur untuk mengais sesuap nasi diusia terlalu muda. Anak itu masih semangat menggetarkan pita suaranya untuk beberapa lagu, sedari tadi duduk disudut pintu. Menggoyang-goyang beberapa keping tutup botol bekas yang menempel pada kayu kecil.