Selasa, 01 Juli 2008

Pengamen Kecil




Pengamen Kecil



Terdengar pilu dari sederet bait yang dinyanyikannya. Ia teronggok lemah disudut pintu dengan menggenggam alat pengiring amat sederhana, hanya terbuat dari kayu kecil yang ditempeli beberapa keping tutup botol bekas. Saat itu aku seperti terkoyak hingga aku tak sadar kalau mataku berkaca-kaca dan menumpahkan buliran kecil di pelipis mataku.

Sejak itu, aku selalu mudah goyah dan tak kuat untuk membeku dan membisu.
Sebuah angkutan umum berplat hijau terus membawa aku serta kakak ke tempat yang kami sepakati bersama.

Aku masih duduk dipojok kanan berhadapan dengan kakak.

Sedikit obrolan menghiasi perjalananku sambil memerhatikan anak laki-laki yang belum cukup umur untuk mengais sesuap nasi diusia terlalu muda. Anak itu masih semangat menggetarkan pita suaranya untuk beberapa lagu, sedari tadi duduk disudut pintu. Menggoyang-goyang beberapa keping tutup botol bekas yang menempel pada kayu kecil.

Pakaiannya compang-camping hanya memakai kaus lusuh dan celana pendek robek. Kulitnya gelap, selalu terbakar teriknya sinar dari langit. Kadang teduh bila sinarnya sembunyi dibalik awan hingga sejenak kulitnya tidak tersorot matahari.
Aku sendiri masih memerhatikannya tanpa kulewatkan sedikitpun. Terkadang bau keringat tercium dari anak itu, tapi terasa lega karena posisiku sedikit jauh.

“ Maaf, ibu…tante…om…, ” tangannya menjulurkan kantung plastik kecil pada setiap penumpang. Beberapa keping uang koin sempat kubenamkan ke kantung plastik kecilnya.
Ia meloncat kilat dari pintu seketika berbaur dengan anak-anak yang lain dipinggiran jalan. Ia tak peduli dengan kendaraan yang berseliweran dihadapannya. Seakan ia sudah menjadi bagian dari mereka. Bahkan ia sudah menjadi icon anak jalanan.

Aku kehilangan sosok itu dimataku. Hanya meninggalkan sisa-sisa bait lagu yang sempat terekam diingatanku. Bait-baitnya terasa lemah dan tidak tergambar kesenangan hidup. Seperti rumput yang pasrah terinjak kapanpun tanpa ada perlawanan.



Bersambung(to be continued..)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kunjungi selalu http://dindingmenulisonline-getaufan.blogspot.com